Kasus Twitter - Mario Teguh Klarifikasi Penutupan Twitter
Kasus Twitter mario teguh - Mario Teguh Klarifikasi Penutupan Twitter, Motivator papan atas Mario Teguh memberikan penjelasan atas penutupan akun di jejaring mikroblog Twitter. Klarifikasi diberikan setelah muncul pro dan ontra atas penutupan akun twitter.com/marioteguhMTGW. Belakangan muncul dukungan ke motivator yang setiap pekan muncul di televisi ini untuk membuka kembali.
Mario Teguh menutup akun Twitter Minggu, 21 Februari 2010, setelah menulis status kontroversial “Wanita yang pas untuk teman, pesta, clubbing, bergadang sampai pagi, chitchat yang snob, merokok n kadang mabuk – tidak mungkin direncanakan jadi istri”. Kontan, tulisan tersebut mendapatkan protes dari pengguna Twitter lain dan berujung penutupan.
Berikut klarifikasi Mario Teguh yang disampaikan melalui akun Face Book:
Berkenaan dengan perkembangan berita mengenai penarikan pelayanan MTSuperClub (MTSC) dari Twitter, bersama ini saya menyampaikan konfirmasi yang mudah-mudahan tidak Anda butuhkan untuk betul-betul mengerti letak konsep dari posting kami di Twitter yang telah menjadi bahan berita di beberapa media.
1. Apa pun prosedur pemilihan, penyusunan, dan penerbitan posting di Twitter dan semua media pelayanan publik MTSC via internet yang hampir mencapai jumlah 900,000 anggota di seluruh dunia, adalah sepenuhnya tanggung-jawab pribadi saya dan hanya saya.
2. Para Moderator MTSC tidak dihukum atau menerima penalti apa pun atas ketidak-setujuan sebagian anggota publik atas posting di media-media kami, karena saya yang menugaskan mereka, dan mereka terjamin dan terlindungi oleh tanggung-jawab saya sebagai pemberi tugas, selama yang mereka lakukan adalah kesalahan; karena kesalahan adalah hal wajar bagi siapa pun yang sedang belajar untuk menjadi lebih mampu. Mereka akan sangat terhukum jika kesalahan itu disebabkan oleh ketidak-jujuran.
3. Tujuan dari postings di media pelayanan MTSC adalah untuk memajukan pemikiran, penyikapan, dan perilaku yang mengutamakan kedamaian, kesejahteraan, dan kecemerlangan peran pribadi mereka yang kami layani dalam kehidupan pribadi dan profesi mereka.
4. Atas anjuran MT Management, saya dan beberapa MTSC Moderator memulai proses belajar menemukan cara-cara untuk menggunakan kekuatan dari jejaring Twitter untuk melengkapi sistem pelayanan publik kami yang sudah ada. Kami mulai aktif menggunakan Twitter dengan nama account MarioTeguhMTGW pada 1 Februari 2010, yang dalam 20 hari telah menerima lebih dari 23,000 followers.
5. #MTOF (MT Open Forum) adalah trending topic yang kami rancang sebagai koleksi mata diskusi akhir minggu (Sabtu dan Minggu, 20-21 Februari 2010).
6. #MTOF 6. adalah mata diskusi yang menasehatkan anak putri kita untuk tidak mempersulit masa depan kehidupan pribadi dan pernikahan mereka sendiri.
7. Mohon ditaruh konteks no. 6 sebagai semangat dan niat dari tweet #MTOF 6, sebagai berikut: “Wanita yang pas untuk teman, pesta, clubbing, bergadang sampai pagi, chitchat yang snob, merokok n kadang mabuk – tidak mungkin direncanakan jadi istri”.
8. Nasehat itu adalah masukan bagi anak-anak putri kita untuk lebih berhati-hati, karena rekan pria mereka bisa tidak melihat kesesuaian bagi anak-anak putri kita untuk menjadi pendamping dan ibunda bagi anak-anak dari pria yang mereka cintai.
9. Sebagai mata diskusi, #MTOF 6 adalah judul dari diskusi, dan lebih ditujukan sebagai pemulai proses diskusi, dan bukan suatu judgment terhadap wanita tertentu.
10. Tetapi, kami bisa memahami bahwa kesalah-penafsiran bisa dikenakan kepada topik itu, terutama karena posting tersebut dibatasi sebanyak maksimal 140 huruf, yang kemudian dapat di-edit dan di post ulang (retweet) dengan bebas, tanpa harus setia kepada keseluruhan maksud dari posting awalnya.
11. Kami berupaya memperbaiki pengertian yang jauh dari yang kami maksudkan dalam mata diskusi tersebut, tetapi tidak mampu meluruskan pengertian dari sekian banyak penerima retweet yang berada dalam network accounts dari yang me-retweet.
12. Kami menerima kritikan dan perbedaan pendapat dengan penghormatan yang seutuhnya, tetapi kami tidak merasa damai dengan bahasa yang kurang santun dalam menyampaikan kritikan, sehingga para Moderator MTSC mem-block account yang tulisannya dapat mengganggu kedamaian followers yang lain.
13. Tetapi kemudian kami harus menerima kenyataan, bahwa orang yang cenderung berbahasa kurang santun, akan menjadi sangat tidak santun jika kita block dari komunitas kecil yang sedang kami bangun keakrabannya ini.
14. Penjelasan dan postings berikutnya tidak membantu meluruskan pengertian dan mengindahkan nada kritikan dari retweet yang sudah diedit dan di-‘sederhanakan’ agar memaksimalkan pengertian agresif dari mata diskusi tersebut.
15. Saya mengambil inisiatif untuk menyampaikan klarifikasi dan permohonan maaf dari pribadi saya kepada sahabat-sahabat saya yang menjadi gundah dan terluka oleh posting yang ada di account tweeter MarioTeguhMTGW, pada tanggal 20 Februari 2010, malam hari.
16. Sebagian dari sahabat saya yang tadinya murka, menerima permohonan maaf saya, dan menasehati saya untuk lebih berhati-hati dalam pelayanan saya berikutnya (my deepest respects to you). Tetapi, masih saja ada postings yang berbahasa yang tidak nyaman diutarakan bahkan oleh hati yang menulis, apalagi bagi kami yang membacanya.
17. Awalnya saya mengajukan diri untuk sepenuhnya mengelola account MarioTeguhMTGW tanpa bantuan para Moderators, yang kemudian saya sadari tidak akan mungkin saya lakukan, karena intensitas moderasi untuk konten dan kepatutan bahasa Indonesia yang kami standarkan bagi semua media pelayanan publik kami.
18. Setelah rapat Moderator MTSC pada hari Minggu pagi, 21 Februari 2010, kami memutuskan untuk mengakhiri pelayanan MTSC via Twitter, dan mengalihkan perhatian kami kembali ke media-media pelayanan kami yang sudah ada dan lebih mapan sekarang.
Sekali lagi, bersama ini saya mengambil tanggung-jawab penuh atas ketidak-nyamanan yang dirasakan oleh sebagian anggota publik, baik yang tidak menyukai posting langsung dari kami atau yang dimarahkan oleh editing lepas dari judul diskusi tersebut di media yang sama atau yang lain.
Dan untuk itu saya dengan sangat tulus memohon maaf, dan merasa sedih menyaksikan mereka yang menjadi tujuan dari pelayanan kami – menjadi tidak damai oleh cara-cara kami.
Komentar